TOPIKTERKINI.COM – TAKALAR | Saat Muhammad Amin Dg. Maro masih tergolong sebagai rakyat biasa, oleh masyarakat mengira sebagai orang baik-baik sehingga pada pemilihan Kepala Desa Lagaruda Kecamatan Sanrobone Kabupaten Takalar Sulawesi Selatan beberapa tahun silam, lebih banyak masyarakat memilihnya
Tetapi setelah menjadi Kepala Desa, perkiraan masyarakat justeru berbalik ibarat langit dengan bumi
Sumber Topikterkini.id menyebutkan bahwa Muhammad Amin tidak lebih dari seorang seperti Raja Tega
Sebutan tersebut mencuat saat melakukan penganiayaan terhadap warganya sendiri, Baco Dg.Nai pada 20 Desember 2019
Dg.Nai (warga miskin) ketika itu diketahui hanya mengambil potongan balok kayu sisa bangunan rumah nelayan yang dibiayai Pemerintah Daerah Kabupaten Takalar tidak jauh dari kantor Desa Lagaruda
Dikatakan sumber bahwa seorang Kepala Desa seharusnya bisa dan mau mensedekahkan sebagian hartanya kepada warganya terlebih hanya potongan balok kayu tetapi karena Muhammad Amin tidak lebih dari seperti Raja Tega sehingga yang dipertontonkan kepada warganya saat itu justeru kesombongan hingga melakukan penganiayaan dengan menggunakan potongan balok kayu kepada tubuh Dg.Nai
Tak menerima perlakukan Kepala Desanya yang disebut seperti Raja Tega sehingga Dg.Nai melakukan pembalasan
sehingga terjadi perkelahian kala itu seperti layaknya preman jalanan
Julukan Raja Tega ternyata sudah lama dilakoni seorang Muh. Amin, sejak memenangkan pemilihan Kepala Desa, dia tidak peduli kepada warga yang bukan pendukungnya tak merasa ibah sekaligus tidak punya rasa kemanusiaan menyaksikan hidup warganya ter-lunta-lunta
Dikatakan sumber bahwa bentuk rasa tak punya rasa kemanusiaan yang ditunjukkan Kepala Desa kepada warganya yang tidak disukainya adalah lebih peduli terhadap pendukungnya walaupun kehidupannya sudah terbilang mampu ketimbang yang miskin papa karena bukan pendukungnya
Dua warga Desa yang hidupnya terlunta-lunta tetapi minta jati dirinya tidak disebut menjadi contoh kongrek mengaku sejak dulu sampai saat ini sama sekali tidak pernah tersentuh bantuan karena keduanya bukan pendukung Muh.Amin
Padahal keduanya hidup dibawah garis kemiskinan, seorang bekerja sebagai nelayan tradisioal, tinggal dirumah kumuh berlantai tanah, sedangkan yang satunya sudah sakit-sakitan tak bisa lagi mencari nafkah mendiami rumah panggung tetapi tidak sama dengan rumah panggung milik warga lain
Bisa dibayangkan betapa Teganya seorang Muh.Amin memperlakukan warganya seperti itu, padahal seorang Kepala Desa kata sumber, wajib memperlakukan masyarakat semua sama, tidak membeda-bedakan
Tetapi fakta lapangan menunjukkan pelayanan Muhammad Amin tidak terpuji dibuktikan dari Dg.Serang, Dg.Sese dan Dg.Mudding yang sumber kehidupannya sudah mapan dan tinggal di rumah layak huni tetapi karena tergolong pendukungnya sehingga dikategorikan sebagai masyarakat miskin, setiap bantuan tiba seperti mesin pompa air dan mesin kapal ketinting dan bantuan lainnya menjadi prioritas baginya
Kepala Desa Lagaruda, Muhammad Amin kepada wartawan 27/04 mengaku masih ada warga miskin belum menerima bantuan tetapi bukan berarti akan seterusnya tidak akan diberikan
Kepada warga yang belum kebagian, akan dibagikan setelah bantuan berikutnya. – Bersambung
(Red)