Sebagai Kader HMI Sehari-hari Harus Berperilaku Dengan Adab Yang Benar

TAKALAR TOPIKTERKINI.ID, HMI penuh dengan integritas yang beranggotakan orang-orang yang berintelektual muda dan anggota HMI sebelum melakukan aksi telah melalui kajian-kajian dalam menanggapi issu-issu.

Demikian sambutan Sekretaris Daerah Kabupaten Takalar, H.Muhammad Hasbi saat membuka latihan khusus Kohati (LKK) Tingkat Nasional
diruang pola kantor bupati 1 Juli 2024.

Dikatakan bahwa tujuan kegiatan ini adalah untuk pengembangan kompetensi, menggali potensi dan kemampuan masing-masing, karena tidak semua pemuda-pemudi bisa berhimpun di HMI.

HMI katanya adalah organisasi kuat yang berdiri sejak tahun 1947, dua tahun setelah proklamasi kemerdekaan.

Dalam perjalannya, banyak perempuan yang aktif ber HMI dan merasa dikesampingkan perannya sehingga dibuatlah badan Kohati yaitu badan khusus HMI yang bertugas membina, mengembangkan dan meningkatkan potensi HMI-Wati dalam wacana dan dinamika gerakan keperempuanan termasuk mengembangkan potensi perempuan baik didalam keanggotaan maupun di luar keanggotaan.

Dengan dibentuknya Kohati-Wati ada keseteraan gender dalam peran kehidupan sehari-hari.

Perempuan kata H.Hasbi harus ditempatkan pada porsinya sesuai tema, Era society 5.0 adalah era teknologi yang sudah berkembang dengan teknologi buatan, kecerdasan buatan.

Tugas Kohati adalah memberikan pengkaderan agar tetap pada jalurnya dan tetap mengikuti perkembangan modern peradaban islam yang merujuk pada perilaku sunnah rasulullah SAW.

Apa yang dicontohkan Rasulullah bersama keluarga dan para ulama, inilah yang menjadi contoh teladan untuk kita hidup dizaman sekarang” tambah H. Hasbi.

Diakhir sambutannya ia menyampaikan bahwa kita sebagai kader HMI harus memiliki perilaku sehari-hari dengan adab yang benar.

Sedangkan ketua panitia,
Nurfitriana mengatakan bahwa tema dalam kegiatan ini adalah “Meretas Bias Gender, perspektif keislaman dan keindonesiaan menjadi corong gerak HMI-Wati di era society 5.0”.

Dan jumlah peserta yang ikut dalam orientasi proses training sebanyak 35 orang, dimana peserta bukan hanya berasal dari sulawesi selatan tetapi juga dari provinsi sulawesi barat dan kota bogor.

Muliati – Maggarisi Saiyye

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *