SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Langsung ke konten
Breaking News
Kahar Dg.Sijaya Disebut Rusaki Tanaman Padi, Pemiliknya, Riyona Bersama Segenap Keluarganya Sepakat Serahkan kepada Polisi Pemerintah Desa Cakura salurkan Beras Bantuan Badan Pangan Nasional Muballigh Perlu Menciptakan Personal Branding di Media Sosial (3) habis Belanjakan Sesuai Juknis, Kades Bentang Bantah Tudingan Warga Buat LPJ Piktif Dituding Buat LPJ Fiktif Anggaran Covid-19, Kades Bentang : “Itu Tidak Benar !”
Topikterkini.id
LoginIndex
Topikterkini.id
  • Nasional
  • Hukum
  • Kriminal
  • Ekonomi
  • Sosial
  • Pendidikan
  • Politik
  • Technologi
  • Bisnis
  • Sosial
  • Sport
  • Sulawesi Selatan
  • Takalar
  • Jeneponto
  • Gowa
  • Bantaeng
  • Bulukumba
  • Luwu
  • Enrekang
  • Bone
  • Barru
Beranda Sulawesi Selatan Makassar Menulis Opini dan Esai di Medsos dan Media Massa
Makassar  

Menulis Opini dan Esai di Medsos dan Media Massa

Maggarisi Saiyye
November 7, 2023

Oleh: Asnawin Aminuddin

Sejak bisa membaca, mungkin kelas satu atau kelas dua SD, saya memang sudah hobi membaca. Saya membaca apa saja yang bisa dibaca. Mulai dari buku, koran, majalah, tulisan di pembungkus (makanan, minuman, bedak, dll), sampai nama toko dan nama jalan bila sedang melintas di jalanan.

Saya juga senang dan rajin membaca Al-Qur’an dan sudah khatam sejak kelas empat atau kelas lima SD, lalu kemudian menjadi asisten guru mengaji, yang waktu itu guru mengaji kami adalah ibu dari ibu saya alias nenek kami sendiri.

Dua dari empat kakak saya, sayalah yang melanjutkan mengajarinya mengaji sampai khatam (waktu itu kami sebut Tamat Qur’an Besar), padahal mereka lebih duluan mengaji.

Sejak SD, saya juga sudah menulis puisi (waktu itu disebut sanjak) dan juga menulis cerpen. Rasa-rasanya tidak banyak teman seusia saya waktu itu yang rajin menulis.

Saya juga sering diminta oleh guru di sekolah untuk meng-imla’, membacakan isi materi mata pelajaran untuk ditulis teman-teman di kelas. Artinya, sejak SD saya sudah jadi asisten guru, he..he..he..

Waktu SD sampai SMP, rumah yang paling sering saya kunjungi yaitu rumah salah seorang paman saya. Kami memanggilnya Etta Mappa’, yang waktu itu menjadi pejabat publik sebagai Anggota DPRD Kabupaten Bulukumba.

Saya sering ke rumahnya karena sebagai Anggota DPRD, ia mendapat jatah langganan koran dan majalah. Waktu itu, langganannya antara lain koran Harian Pedoman Rakyat, Koran Harian Kompas, dan juga Majalah Panjimas (Panji Masyarakat).

Saya membaca apa saja yang bisa dibaca, tapi ada dua bacaan favorit saya yaitu cerpen dan kisah tokoh-tokoh agama, penemu, pejabat, dll. Mungkin karena itulah, saya selalu memasukkan kisah-kisah dalam berbagai tulisan dan setiap kali berceramah di masjid (sebagai muballigh) setelah dewasa.

Satu lagi hobi saya ketika masih sekolah, yaitu saya senang korespondensi. Dulu namanya sahabat pena. Saya saling berkirim surat dengan orang-orang seusia di berbagai daerah.

Kami berkenalan lewat surat menyurat yang dikirim lewat Kantor Pos, dan juga berbagi cerita. Sayalah yang berinisiatif mengirim surat untuk berkenalan setelah melihat foto dan alamat mereka terpajang di koran atau majalah.

Surat yang dikirim ketika itu butuh waktu berhari-hari untuk sampai di alamat tujuan, begitu pun surat balasannya.

Setelah kuliah, saya melanjutkan kebiasaan menulis dengan menulis artikel opini untuk dimuat di koran Harian Pedoman Rakyat dan koran Harian Fajar, Makassar. Honor tulisan lumayanlah untuk ukuran mahasiswa, he..he..he..

Waktu itu, saya kuliah di Fakultas Pendidikan Olahraga dan Kesehatan (FPOK), Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan (IKIP) Ujungpandang. Sekarang berganti nama menjadi Fakultas Ilmu Keolahragaan (FIK) Universitas Negeri Makassar (UNM).

Karena saya mahasiswa Fakultas Olahraga, maka saya lebih banyak menulis artikel olahraga, tetapi saya juga menulis artikel umum, juga menulis cerpen dan puisi.

 

Jadi Wartawan

 

Tahun 1992, Koran Harian Pedoman Rakyat membuka pendaftaran calon reporter (wartawan) dan saya mendaftar bersama lebih dari 100 orang lainnya. Syarat pertama yaitu harus sarjana. Pada waktu yang hampir bersamaan, saya juga mendaftar sebagai calon guru PNS di Makassar.

Waktu itu, saya sudah bekerja sebagai guru honorer mata pelajaran olahraga dan juga diminta mengajarkan mata pelajaran Bahasa Indonesia di STM Dharmawirawan Pepabri Bulukumba (sekarang SMK Dharmawirawan Pepabri Bulukumba).

Terus terang saya tidak punya pengetahuan, apalagi pengalaman jurnalistik ketika mendaftar sebagai calon reporter Harian Pedoman Rakyat pada tahun 1992.

Saya berani mendaftar jadi calon wartawan karena saya seorang penulis dan tulisan saya cukup banyak yang dimuat di Harian Pedoman Rakyat selama masih kuliah (1986-1991).

“Tentu nama saya sudah cukup dikenal di redaksi Pedoman Rakyat,” pikir saya waktu itu.

Pengumuman calon guru PNS hampir bersamaan dengan pengumuman calon reporter Harian Pedoman Rakyat. Hasilnya, saya tidak lulus jadi guru PNS, tapi lulus jadi calon reporter Harian Pedoman Rakyat.

Saya diterima sebagai calon reporter bersama sekitar 25 orang lainnya. Namun ternyata, kami belum diterima secara penuh, karena masih ada masa percobaan selama tiga bulan, kalau tidak salah Januari hingga Maret 1992.

Tiga bulan kemudian, keluarlah pengumuman dan saya dinyatakan lulus bersama enam orang lainnya, yakni saya sendiri Asnawin, Mohammad Yahya Mustafa, Mustam Arif, Rusdy Embas, Ely Sambominanga, Indarto (alm), dan Elvianus Kawengian (alm).

Sejak itulah, kami menjadi wartawan Harian Pedoman Rakyat, sampai akhirnya Harian Pedoman Rakyat tidak terbit lagi pada September 2007.

 

Gaya Penulisan

 

Setelah menjadi wartawan, saya tentu lebih bebas lagi menulis. Selain menulis berita, saya tetap banyak menulis artikel, juga menulis berita dalam bentuk feature dan reportase.

Dengan seizin teman-teman di redaksi harian Pedoman Rakyat, saya membuka kolom “Lanskap” yang dicantolkan pada rubrik Opini halaman 4, setiap hari Senin. Kolom Lanskap adalah opini saya dengan gaya esai.

Gaya penulisan saya banyak dipengaruhi tulisan Sumohadi Marto Siswoyo atau Sumohadi Marsis, pendiri dan Pemimpin Redaksi Tabloid Bola (Tabloid Bola awalnya terbit setiap hari Jumat sebagai sisipan Koran Harian Kompas, lalu kemudian Tabloid Bola berdiri sendiri dan saya selalu membeli setiap terbit).

Sumohadi Marsis punya rubrik di Tabloid Bola yang diberi nama “Catatan Ringan”. Isinya benar-benar catatan ringan, ringan bahasanya, kalimatnya pendek-pendek, tidak menghakimi, tidak menghujat, dan selalu diselingi humor.

Gaya penulisan saya juga banyak dipengaruhi oleh gaya tulisan HM Dahlan Abubakar, guru jurnalistik pertama saya di Harian Pedoman Rakyat. Beliau selain sebagai wartawan (mantan Pemimpin Redaksi Harian Pedoman Rakyat), juga seorang dosen (Universitas Hasanuddin) dan banyak menulis buku.

 

Mengajar di Kampus

 

Ketika Harian Pedoman Rakyat tidak lagi terbit, saya mengajar sebagai dosen luar biasa di Universitas Islam Negeri (UIN) Alauddin Makassar (2008-2014), di Institut Pemerintahan Dalam Negeri (IPDN) Makassar (tahun 2010), di Universitas Negeri Makassar (UNM, tahun 2020), serta di Universitas Muhammadiyah (Unismuh) Makassar (2007-2014), dan di Universitas Pancasakti (Unpacti) Makassar (masih mengajar sampai sekarang).

Saya mengajarkan beberapa mata kuliah, antara lain mata kuliah Jurnalistik, mata kuliah Penulisan Artikel, Esai dan Opini, mata kuliah Teknik Peliputan Berita, mata kuliah Teknik Penulisan Berita, mata kuliah Kehumasan dan Keprotokolan, mata kuliah Dasar-dasar Public Relation, mata kuliah Public Speaking dan Retorika, serta mata kuliah Pengembangan Kepribadian dan Human Relation.

Mata kuliah apapun yang saya ajarkan, saya selalu mewajibkan mahasiswa membuat tulisan, baik berupa makalah maupun artikel ilmiah populer atau artikel opini. Itu saya lakukan, karena saya ingin semua mahasiswa bisa dan mahir menulis artikel opini.

 

Menulis di Media Sosial

 

Tahun 2017, saya menulis secara rutin opini dalam bentuk obrolan di media sosial Facebook, dengan nama “Obrolan Daeng Tompo dan Daeng Nappa.”

Tulisan itu berisi obrolan antara dua tokoh rekaan bernama Daeng Tompo’ dan Daeng Nappa’, yang sambil ngopi membahas berbagai masalah, mulai dari masalah keseharian, masalah-masalah sosial kemasyarakatan, masalah politik dan pemerintahan, hingga masalah agama.

Beberapa teman menyarankan agar tulisan-tulisan dalam Obrolan Daeng Tompo’ dan Daeng Nappa’ dikumpulkan dan dibukukan. Mudah-mudahan hal itu dapat terwujud.

 

Materi Khutbah Jadi Artikel Opini

 

Dalam beberapa tahun terakhir, saya aktif berceramah di masjid, baik ceramah singkat yang biasa disebut kultum (kuliah tujuh menit), maupun ceramah tarwih dan khutbah Jumat. Materi khutbah Jumat selalu saya buat secara tertulis agar terdokumentasi.

Belakangan saya kemudian mengubah materi khutbah tersebut menjadi artikel opini dan memuatnya di media daring, antara lain di Pedoman Karya (www.pedomankarya.co.id), di website MUI Sulsel (https://muisulsel.com/), dan di website MUI Pusat (https://mui.or.id/).

Saya berharap tulisan-tulisan saya bermanfaat bagi banyak orang dan semoga menjadi amal jariyah bagi saya, amin. (Red)

Menulis Opini dan Esai di Medsos dan Media Massa

Oleh: Asnawin Aminuddin

Ayo Pilih


MAKASSAR TOPIKTERKINI.ID,
Sejak bisa membaca, mungkin kelas satu atau kelas dua SD, saya memang sudah hobi membaca. Saya membaca apa saja yang bisa dibaca. Mulai dari buku, koran, majalah, tulisan di pembungkus (makanan, minuman, bedak, dll), sampai nama toko dan nama jalan bila sedang melintas di jalanan.
Saya juga senang dan rajin membaca Al-Qur’an dan sudah khatam sejak kelas empat atau kelas lima SD, lalu kemudian menjadi asisten guru mengaji, yang waktu itu guru mengaji kami adalah ibu dari ibu saya alias nenek kami sendiri.
Dua dari empat kakak saya, sayalah yang melanjutkan mengajarinya mengaji sampai khatam (waktu itu kami sebut Tamat Qur’an Besar), padahal mereka lebih duluan mengaji.
Sejak SD, saya juga sudah menulis puisi (waktu itu disebut sanjak) dan juga menulis cerpen. Rasa-rasanya tidak banyak teman seusia saya waktu itu yang rajin menulis.
Saya juga sering diminta oleh guru di sekolah untuk meng-imla’, membacakan isi materi mata pelajaran untuk ditulis teman-teman di kelas. Artinya, sejak SD saya sudah jadi asisten guru, he..he..he..
Waktu SD sampai SMP, rumah yang paling sering saya kunjungi yaitu rumah salah seorang paman saya. Kami memanggilnya Etta Mappa’, yang waktu itu menjadi pejabat publik sebagai Anggota DPRD Kabupaten Bulukumba.
Saya sering ke rumahnya karena sebagai Anggota DPRD, ia mendapat jatah langganan koran dan majalah. Waktu itu, langganannya antara lain koran Harian Pedoman Rakyat, Koran Harian Kompas, dan juga Majalah Panjimas (Panji Masyarakat).
Saya membaca apa saja yang bisa dibaca, tapi ada dua bacaan favorit saya yaitu cerpen dan kisah tokoh-tokoh agama, penemu, pejabat, dll. Mungkin karena itulah, saya selalu memasukkan kisah-kisah dalam berbagai tulisan dan setiap kali berceramah di masjid (sebagai muballigh) setelah dewasa.
Satu lagi hobi saya ketika masih sekolah, yaitu saya senang korespondensi. Dulu namanya sahabat pena. Saya saling berkirim surat dengan orang-orang seusia di berbagai daerah.
Kami berkenalan lewat surat menyurat yang dikirim lewat Kantor Pos, dan juga berbagi cerita. Sayalah yang berinisiatif mengirim surat untuk berkenalan setelah melihat foto dan alamat mereka terpajang di koran atau majalah.
Surat yang dikirim ketika itu butuh waktu berhari-hari untuk sampai di alamat tujuan, begitu pun surat balasannya.
Setelah kuliah, saya melanjutkan kebiasaan menulis dengan menulis artikel opini untuk dimuat di koran Harian Pedoman Rakyat dan koran Harian Fajar, Makassar. Honor tulisan lumayanlah untuk ukuran mahasiswa, he..he..he..
Waktu itu, saya kuliah di Fakultas Pendidikan Olahraga dan Kesehatan (FPOK), Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan (IKIP) Ujungpandang. Sekarang berganti nama menjadi Fakultas Ilmu Keolahragaan (FIK) Universitas Negeri Makassar (UNM).
Karena saya mahasiswa Fakultas Olahraga, maka saya lebih banyak menulis artikel olahraga, tetapi saya juga menulis artikel umum, juga menulis cerpen dan puisi.

Jadi Wartawan

Tahun 1992, Koran Harian Pedoman Rakyat membuka pendaftaran calon reporter (wartawan) dan saya mendaftar bersama lebih dari 100 orang lainnya. Syarat pertama yaitu harus sarjana. Pada waktu yang hampir bersamaan, saya juga mendaftar sebagai calon guru PNS di Makassar.
Waktu itu, saya sudah bekerja sebagai guru honorer mata pelajaran olahraga dan juga diminta mengajarkan mata pelajaran Bahasa Indonesia di STM Dharmawirawan Pepabri Bulukumba (sekarang SMK Dharmawirawan Pepabri Bulukumba).
Terus terang saya tidak punya pengetahuan, apalagi pengalaman jurnalistik ketika mendaftar sebagai calon reporter Harian Pedoman Rakyat pada tahun 1992.
Saya berani mendaftar jadi calon wartawan karena saya seorang penulis dan tulisan saya cukup banyak yang dimuat di Harian Pedoman Rakyat selama masih kuliah (1986-1991).
“Tentu nama saya sudah cukup dikenal di redaksi Pedoman Rakyat,” pikir saya waktu itu.
Pengumuman calon guru PNS hampir bersamaan dengan pengumuman calon reporter Harian Pedoman Rakyat. Hasilnya, saya tidak lulus jadi guru PNS, tapi lulus jadi calon reporter Harian Pedoman Rakyat.
Saya diterima sebagai calon reporter bersama sekitar 25 orang lainnya. Namun ternyata, kami belum diterima secara penuh, karena masih ada masa percobaan selama tiga bulan, kalau tidak salah Januari hingga Maret 1992.
Tiga bulan kemudian, keluarlah pengumuman dan saya dinyatakan lulus bersama enam orang lainnya, yakni saya sendiri Asnawin, Mohammad Yahya Mustafa, Mustam Arif, Rusdy Embas, Ely Sambominanga, Indarto (alm), dan Elvianus Kawengian (alm).
Sejak itulah, kami menjadi wartawan Harian Pedoman Rakyat, sampai akhirnya Harian Pedoman Rakyat tidak terbit lagi pada September 2007.

Gaya Penulisan

Setelah menjadi wartawan, saya tentu lebih bebas lagi menulis. Selain menulis berita, saya tetap banyak menulis artikel, juga menulis berita dalam bentuk feature dan reportase.
Dengan seizin teman-teman di redaksi harian Pedoman Rakyat, saya membuka kolom “Lanskap” yang dicantolkan pada rubrik Opini halaman 4, setiap hari Senin. Kolom Lanskap adalah opini saya dengan gaya esai.
Gaya penulisan saya banyak dipengaruhi tulisan Sumohadi Marto Siswoyo atau Sumohadi Marsis, pendiri dan Pemimpin Redaksi Tabloid Bola (Tabloid Bola awalnya terbit setiap hari Jumat sebagai sisipan Koran Harian Kompas, lalu kemudian Tabloid Bola berdiri sendiri dan saya selalu membeli setiap terbit).
Sumohadi Marsis punya rubrik di Tabloid Bola yang diberi nama “Catatan Ringan”. Isinya benar-benar catatan ringan, ringan bahasanya, kalimatnya pendek-pendek, tidak menghakimi, tidak menghujat, dan selalu diselingi humor.
Gaya penulisan saya juga banyak dipengaruhi oleh gaya tulisan HM Dahlan Abubakar, guru jurnalistik pertama saya di Harian Pedoman Rakyat. Beliau selain sebagai wartawan (mantan Pemimpin Redaksi Harian Pedoman Rakyat), juga seorang dosen (Universitas Hasanuddin) dan banyak menulis buku.

Mengajar di Kampus

Ketika Harian Pedoman Rakyat tidak lagi terbit, saya mengajar sebagai dosen luar biasa di Universitas Islam Negeri (UIN) Alauddin Makassar (2008-2014), di Institut Pemerintahan Dalam Negeri (IPDN) Makassar (tahun 2010), di Universitas Negeri Makassar (UNM, tahun 2020), serta di Universitas Muhammadiyah (Unismuh) Makassar (2007-2014), dan di Universitas Pancasakti (Unpacti) Makassar (masih mengajar sampai sekarang).
Saya mengajarkan beberapa mata kuliah, antara lain mata kuliah Jurnalistik, mata kuliah Penulisan Artikel, Esai dan Opini, mata kuliah Teknik Peliputan Berita, mata kuliah Teknik Penulisan Berita, mata kuliah Kehumasan dan Keprotokolan, mata kuliah Dasar-dasar Public Relation, mata kuliah Public Speaking dan Retorika, serta mata kuliah Pengembangan Kepribadian dan Human Relation.
Mata kuliah apapun yang saya ajarkan, saya selalu mewajibkan mahasiswa membuat tulisan, baik berupa makalah maupun artikel ilmiah populer atau artikel opini. Itu saya lakukan, karena saya ingin semua mahasiswa bisa dan mahir menulis artikel opini.

Menulis di Media Sosial

Tahun 2017, saya menulis secara rutin opini dalam bentuk obrolan di media sosial Facebook, dengan nama “Obrolan Daeng Tompo dan Daeng Nappa.”
Tulisan itu berisi obrolan antara dua tokoh rekaan bernama Daeng Tompo’ dan Daeng Nappa’, yang sambil ngopi membahas berbagai masalah, mulai dari masalah keseharian, masalah-masalah sosial kemasyarakatan, masalah politik dan pemerintahan, hingga masalah agama.
Beberapa teman menyarankan agar tulisan-tulisan dalam Obrolan Daeng Tompo’ dan Daeng Nappa’ dikumpulkan dan dibukukan. Mudah-mudahan hal itu dapat terwujud.

Materi Khutbah Jadi Artikel Opini

Dalam beberapa tahun terakhir, saya aktif berceramah di masjid, baik ceramah singkat yang biasa disebut kultum (kuliah tujuh menit), maupun ceramah tarwih dan khutbah Jumat. Materi khutbah Jumat selalu saya buat secara tertulis agar terdokumentasi.
Belakangan saya kemudian mengubah materi khutbah tersebut menjadi artikel opini dan memuatnya di media daring, antara lain di Pedoman Karya (www.pedomankarya.co.id), di website MUI Sulsel (https://muisulsel.com/), dan di website MUI Pusat (https://mui.or.id/).
Saya berharap tulisan-tulisan saya bermanfaat bagi banyak orang dan semoga menjadi amal jariyah bagi saya, amin. (Red)

Berita Terkait

Muballigh Perlu Menciptakan Personal Branding di Media Sosial (3) habis
Catatan dari Pelatihan Produksi Konten Dakwah Digital Muhammadiyah (3)
Catatan dari Pelatihan Produksi Konten Dakwah Digital Muhammadiyah (2)
Komentar

Baca Juga

Muballigh Perlu Menciptakan Personal Branding di Media Sosial (3) habis
Catatan dari Pelatihan Produksi Konten Dakwah Digital Muhammadiyah (3)
Catatan dari Pelatihan Produksi Konten Dakwah Digital Muhammadiyah (2)
Catatan dari Pelatihan Produksi Konten Dakwah Digital Muhammadiyah (1)
Bangun Karakter Anti Korupsi Agar Kejaksaan Semakin Dipercaya dan Diapresiasi Masyarakat
Sri Astuti Thamrin saat dilanrik jadi pj ketua PKK dan dekranasda takalar oleh Naoemi Octarina 
Ampauleng Resmi Jabat Rektor Universitas Pancasakti Makassar
Mahasiswa Unpacti Makassar “Kuliah” di USN Kolaka Sultra
Semua Desa di Takalar Sebaiknya Punya Website Desa
Universitas Pancasakti Makassar Masih Buka Pendaftaran Mahasiswa Baru
HUT Ke-77 Polri, Dan Rindam XIV Hasanuddin Berikan Piagam Penghargaan Kepada 2 Orang Prajuritnya
Halal Bi Halal MW Forhati Sulsel, Permantap Koordinasi, Proker dan Aksi Sosial

Rekomendasi untuk kamu

Muballigh Perlu Menciptakan Personal Branding di Media Sosial (3) habis

  Oleh: Asnawin Aminuddin (Majelis Tabligh Muhammadiyah Sulsel) Dakwah melalui media digital memiliki daya tarik…

Catatan dari Pelatihan Produksi Konten Dakwah Digital Muhammadiyah (3)

Generasi Muda Mencari Konten Dakwah yang Lebih dari Sekadar Hiburan Oleh: Asnawin Aminuddin (Majelis Tabligh…

Catatan dari Pelatihan Produksi Konten Dakwah Digital Muhammadiyah (2)

Diperlukan Gerakan Spiritual Baru Menghadapi Gen Z Oleh: Asnawin Aminuddin (Majelis Tabligh Muhammadiyah Sulsel) Tantangan…

Catatan dari Pelatihan Produksi Konten Dakwah Digital Muhammadiyah (1)

*Konten Dakwah Online Didominasi Kelompok Ekslusif* Oleh: Asnawin Aminuddin (Majelis Tabligh Muhammadiyah Sulsel) Majelis Tabligh…

Bangun Karakter Anti Korupsi Agar Kejaksaan Semakin Dipercaya dan Diapresiasi Masyarakat

MAKASSAR TOPIKTERKINI.ID, Rotasi dan alih jabatan dilingkungan kejaksaan adalah siklus yang dibutuhkan dalam rangka regenerasi…

Sri Astuti Thamrin saat dilanrik jadi pj ketua PKK dan dekranasda takalar oleh Naoemi Octarina 

MAKASSAR TOPIKTERKINI.ID, Pj ketua TP PKK takalar, Sri Astuti Thamrin, rabu 18/10 waktu malam baru-baru…

Ampauleng Resmi Jabat Rektor Universitas Pancasakti Makassar

MAKASSAR TOPIKTERKINI.ID, Dr Ampauleng SE MSi yang menjabat Pelaksana Tugas (Plt) Rektor Universitas Pancasakti (Unpacti)…

Mahasiswa Unpacti Makassar “Kuliah” di USN Kolaka Sultra

MAKASSAR TOPIKTERKINI.ID, Sebanyak 32 mahasiswa Universitas Pancasakti (Unpacti) Makassar mengikuti Program Pertukaran Mahasiswa Merdeka yakni…

Semua Desa di Takalar Sebaiknya Punya Website Desa

MAKASSAR TOPIKTERKINI.ID, Semua desa di Kabupaten Takalar, Sulawesi Selatan, sebaiknya punya website desa agar mudah…

Universitas Pancasakti Makassar Masih Buka Pendaftaran Mahasiswa Baru

MAKASSAR TOPIKTERKINI.ID, Universitas Pancasakti (Unpacti) Makassar masih membuka pendaftaran mahasiswa baru (baru) tahun akademik 2023/2024…

HUT Ke-77 Polri, Dan Rindam XIV Hasanuddin Berikan Piagam Penghargaan Kepada 2 Orang Prajuritnya

MAKASSAR TOPIKTERKINI.ID, Dia adalah adalah Sertu Andriadi dan Sertu Muhibuddin Maggarisi masing-masing prajurit Ridam XIV…

Halal Bi Halal MW Forhati Sulsel, Permantap Koordinasi, Proker dan Aksi Sosial

Topikterkini.id, Makassar – Majelis Wilayah Forum Alumni HMI Wati (Forhati) Sulsel menggelar Halal Bi Halal…

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Topik Populer

  • Pemkab Takalar
  • Bupati Takalar
  • Jeneponto

Berita Populer

  • 1
    September 13, 20221 Komentar
    Lurah Batangkaluku Pantau Penyaluran Dana BLT
  • 2
    November 26, 2022Desember 28, 20221 Komentar
    Menjelang Pilkades Serentak, Pembagian BLT-DD di Desa Towata Dinilai Sarat akan Politisasi
  • 3
    Mei 15, 20220 Komentar
    Bupati Takalar Buka Acara Wisuda Santri di Gedung Islami Center
  • 4
    Mei 14, 20220 Komentar
    Pelantikan & Pengukuhan Pengurus PW-DMI Takalar Masa Bakti 2022-2027
  • 5
    Mei 14, 20220 Komentar
    Wabup Takalar Hadiri Pelantikan dan Rapimda DMI
  • 6
    Mei 14, 20220 Komentar
    10 Orang TPGD dari Dinkes Sulsel di Tempatkan di Takalar
  • 7
    Mei 13, 20220 Komentar
    Sekda Takalar Buka Sosialisasi dan Kampanye RPLP2B
  • 8
    Mei 13, 20220 Komentar
    Sekda Takalar Buka Sosialisasi Kampanye RPLP2B Dinas Pertanian Tahun Anggaran 2022
  • 9
    Desember 8, 20230 Komentar
    Kahar Dg.Sijaya Disebut Rusaki Tanaman Padi, Pemiliknya, Riyona Bersama Segenap Keluarganya Sepakat Serahkan kepada Polisi
  • 10
    Mei 11, 20220 Komentar
    Bupati Takalar Resmikan Gedung Stroke Center dan CVCU RSUD Padjonga daeng Ngalle

Berita Terbaru

  • Kahar Dg.Sijaya Disebut Rusaki Tanaman Padi, Pemiliknya, Riyona Bersama Segenap Keluarganya Sepakat Serahkan kepada Polisi
    Desember 8, 2023
    Kahar Dg.Sijaya Disebut Rusaki Tanaman Padi, Pemiliknya, Riyona Bersama Segenap Keluarganya Sepakat Serahkan kepada Polisi
  • Pemerintah Desa Cakura salurkan Beras Bantuan Badan Pangan Nasional
    Desember 7, 2023
    Pemerintah Desa Cakura salurkan Beras Bantuan Badan Pangan Nasional
  • Muballigh Perlu Menciptakan Personal Branding di Media Sosial (3) habis
    Desember 7, 2023
    Muballigh Perlu Menciptakan Personal Branding di Media Sosial (3) habis
  • Belanjakan Sesuai Juknis, Kades Bentang Bantah Tudingan Warga Buat LPJ Piktif
    Desember 7, 2023
    Belanjakan Sesuai Juknis, Kades Bentang Bantah Tudingan Warga Buat LPJ Piktif
  • Dituding Buat LPJ Fiktif Anggaran Covid-19, Kades Bentang : “Itu Tidak Benar !”
    Desember 6, 2023
    Dituding Buat LPJ Fiktif Anggaran Covid-19, Kades Bentang : “Itu Tidak Benar !”
  • Catatan dari Pelatihan Produksi Konten Dakwah Digital Muhammadiyah (3)
    Desember 6, 2023
    Catatan dari Pelatihan Produksi Konten Dakwah Digital Muhammadiyah (3)
  • Tak Terima Kadesnya Di Fitnah, Ratusan Warga Desa Kadatong Unjuk Rasa Depan Kantor Bupati Dan DPRD Takalar
    Desember 5, 2023
    Tak Terima Kadesnya Di Fitnah, Ratusan Warga Desa Kadatong Unjuk Rasa Depan Kantor Bupati Dan DPRD Takalar
  • Desember 5, 2023
    Catatan dari Pelatihan Produksi Konten Dakwah Digital Muhammadiyah (2)
  • Catatan dari Pelatihan Produksi Konten Dakwah Digital Muhammadiyah (1)
    Desember 4, 2023
    Catatan dari Pelatihan Produksi Konten Dakwah Digital Muhammadiyah (1)
  • Proyek Pompanisasi Dan Embung Diduga Terbengkalai, Warga Tani Desa Kadatong Tak Terima Manfaat
    Desember 3, 2023
    Proyek Pompanisasi Dan Embung Diduga Terbengkalai, Warga Tani Desa Kadatong Tak Terima Manfaat
  • Jelang Kampanye Pemilu 2024, Bawaslu Takalar Laksanakan Pelatihan Penguatan Kapasitas Hukum Pengawas Pemilu Ad Hoc.
    Desember 3, 2023
    Jelang Kampanye Pemilu 2024, Bawaslu Takalar Laksanakan Pelatihan Penguatan Kapasitas Hukum Pengawas Pemilu Ad Hoc.
  • Hadapi Pemilu 2024, Bawaslu Takalar Laksanakan Pelatihan Penguatan Kapasitas Hukum Pengawas Pemilu Ad Hoc.
    Desember 3, 2023
    Hadapi Pemilu 2024, Bawaslu Takalar Laksanakan Pelatihan Penguatan Kapasitas Hukum Pengawas Pemilu Ad Hoc.
  • Beranda
  • Redaksi
  • Tentang Kami
  • Kontak
  • Disclaimer
  • Privacy Policy
Copyright © Topikterkini.id 2023 - All Rights Reserved
  • Sulawesi Selatan
    • Makassar
    • Takalar
    • Jeneponto
    • Luwu
    • Gowa
    • Enrekang
    • Bulukumba
    • Bone
    • Barru
    • Bantaeng
    • Maros
    • Palopo
    • Pare-Pare
    • Wajo
    • Toraja Utara
    • Tana Toraja
    • Soppeng
    • Sinjai
    • Sidrap
    • Pinrang
    • Pangkep
  • Nasional
  • Jakarta
  • Ekonomi
  • Budaya
  • Wisata
  • Hukum
  • Kriminal
  • Selebriti
  • Lifestyle
  • Entertaintmen
  • Sport
  • Sosial
  • Book
  • Bisnis
  • Pendidikan
  • Politik
  • Technologi
  • Bencana Alam
TUTUP
TUTUP