Proyek Kementerian ESDM Ibarat Modus Mengejar Keuntungan

TAKALAR TOPIKTERKINI.ID, Betapa tidak hingga selesai dikerjakan tahun 2018, saat itu juga pelaksananya mengambil langkah 1000, akibatnya
Rp500jt raib tidak bermanfaat sedikitpun, kecuali tampil bagai patung.

Oleh karena itu maka tidak berlebihan bila dikatakan ibarat didatangkan kemudian dibuang begitu saja seperti menghamburkan uang.

Seperti proyek bantuan sarana dan prasarana air bersih melalui sumur bor dalam kementerian energi sumber daya meneral (ESDM) tahun 2018 dipekarangan rumah kepala desa banyuanyara kecamatan sanrobone kabupaten takalar sulawesi selatan dengan anggaran Rp500jt ditinggal pelaksananya sebelum bermanfaat.

Informasi yang dihimpun di takalar bahwa bantuan pemerintah pusat terdapat lima paket bersamaan masing-masing ; di desa banyauara,
kalurahan takalar, bontomanai, punaga dan laikang sama nasibnya yang menurut sumber oleh pelaksananya hanya mengejar rupiah menebalkan saku karena sampai kini tak satupun yang bermafaat.

Kalau begitu berarti proyek tersebut hanya modus untuk mengeruk keuntungan hingga Rp2,5 M uang rakyat hanya dihambur begitu saja kata sumber lagi.

Hasil pantauan Topikterkini.id kamis 02/11 diketahui dari Rp500jt oleh pelaksana membangun kamar ukuran kira-kira 2,5 x 3 meter setinggi lebih kurang 2 meter didalamnya terdapat peti warna orange terbuat dari plastik tak diketahui isinya disamping kanannya terdapat ton raksasa bertuliskan ; bantuan sarana dan prasarana air bersih melalui sumur bor dalam kementerian energi sumber daya meneral (ESDM) tahun 2018.

Namun pelaksananya sama seperti siluman karena selain tidak menyertakan papan informasi juga bekerja asal jadi.

Sejumlah sumber di takalar mengatakan bahwa proyek tersebut usai dibangun tahun 2018 oleh pelaksananya langsung mengambil langkah 1000 dan sampai kini tahun 2023 atau lima tahun lamanya tidak pernah muncul mengakibatkan negara dirugikan.

Sementara kepala desa banyuanyara yang seharunya keberatan kepada kementerian ESDM tetapu jutru diam 1000 bahasa.
Oleh karena tidak salah kalau kepala desa sangat disayangkan karena Subair Dg.Ngewa sebagai pembantu pemerintah didesa tidak punya upaya membuat proyek tersebut berfungsi sesuai tujuannya dibangun.

Pihak-pihak terkait lainnya hingga kini belum ada yang berhasil dikonfirmasi.

MaggarisiSaiyye

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *