TAKALAR TOPIKTERKINI.ID, Aparat pemerintah yang ditugasi meningkatkan pendapatan asli daerah (PAD), harusnya bukan saja melakukan penagihan kepada sumber lama seperti ; retribusi pasar, retribusi parkir kendaraan, pajak rumah makan, pajak reklame, pajak bumi bangunan dan pajak-lainnya.
Tetapi perlu berpikir menggali sumber lain sebagai upaya menambah besar PAD untuk membiayai kebutuhan pemerintahan daerah serta sebagian pembangunan di daerah itu sendiri.
Namun khusus untuk pembantu pj bupati takalar (bapemda) selama ini terkesan vakum tak tau tehnik menambah PAD bahkan sebagian elemen masyarakat menilai aparat tersebut mengabaikan pendapatan asli daerah nyasar kepada salah sasaran.
Contoh konkret misalnya pasir batu (sirtu) disungai kalelantang, sungai Desa Lantang, sungai Panmukulu Koma’ra yang merupakan kekayaan negara dibiarkan saja ditambang dan dijual tanpa izin pemerintah.
Seperti beberapa kali diberitakan media ini sebelumnya bahwa pasir batu (sirtu) tersebut ditambang Muh.Rusli Dg Tiro sekira tiga tahun lamanya, hitung-hitung truk sudah mencapai angka diatas 1000 sehingga dikali Rp150.000, saja nilainya terlampau besar.
Sehingga kalau aparat pembantu pj bupati punya upaya meningkatkan PAD maka hal ini sebuah kesempatan menambah sumber pembiayaan kegiatan pemerintahan dan pembangunan takalar.
Namun oleh sumber Topikterkini.id mengatakan bahwa aparat pembantu pj bupati terkesan masa bodo’ sehingga hanya itu-itu saja yang sudah ada menjadi perhatian baginya mengakibatkan realisasi PAD setiap tahunnya itu-itu juga bahkan kerap kali menurun.
Sama seperti tidak sadar kata sumber bahwa pihak badan pendapatan daerah adalah bertugas membantu bupati untuk berpikir menggali sumber pendapatan daerah semoga tidak semua belanja daerah harus bergantung pada pusat
Pihak bapemda sebagai pembantu pj bupati dibidan peningkatan PAD hingga kini belum berhasil dikonfirmasi. (Red)