Mutasi Dua Kepala SLB Menjadi Perbincangan Banyak Pihak

TAKALAR TOPIKTERKINI.ID, Persoalannya adalah keduanya berlatar belakang pendidikan khusus, sementara penggantinya hanya berlatar belakang pendidikan umum, akibatnya bisa saja tidak bermanfaat untuk anak berkebutuhan khusus.

Padahal tujuan pemerintah menempatkan guru itu kata sumber adalah untuk bermanfaat kepada anak di sekolah itu, bukan sama seperti sampah.

Oleh karena itu penempatan keduanya menjadi perbincangan banyak pihak jangan sampai mutasi tersebut hanya karena kepentingan lain atau kepentingan tertentu, bukan karena untuk peningkatakan proses belajar mengajar.

Betapa tidak kalau untuk kepentingan peningkatan mutu pendidikan di sekolah luar biasa maka pemerintah harusnya menempatkan guru yang berlatar belakang pendidikan khusus atau kepala sekolah sebelumnya tidak dimutasi karena keduanya berpendidikan khusus patut atau wajar mengajar di SLB.

Seperti di SLB kabupaten bantaeng dan SLB negeri 1 takalar, kepala sekolah berpendidikan khusus digantikan dengan guru berlatar belakang pendidikan umum.

Demikian juga kepala SLB negeri 1 takalar walau statusnya masih Plt tetapi mereka berlatar belakang pendidikan khusus di back-up bertugas lama mencapai puluhan tahun harusnya cabang dinas pendidikan punya pertimbangan mengusulkan diganti karena mutasi tersebut omong kosong itu kalau bukan usul cabang diknas, kata sumber

Mutasi dua kepala sekolah kata sumber sepertinya bukan atas kepentingan peningkatan proses belajar mengajar di sekolah bersangkutan tetapi lebih kepada kepentingan tertentu.

Betapa tidak penempatan kepala sekolah di SLB harusnya dengan guru yang berlatar belakang pendidikan khusus supaya mampu dan bisa memberikan pelajaran.

Namun dua kepala SLB tersebut menurut sumber hanya berlatar belakang pendidikan umum sehingga jika suatu waktu guru pendamping berhalangan, secara otomatis proses belajar mengajar pasti tidak jalan.

Kendalanya kata sumber adalah kepala sekolah berlatar belakang pendidikan umum tidak mungkin mampu dan bermanfaat mendampingi anak berkebutuhan khusus.
Dengan berlatar belakang pendidikan umum kedua guru tersebut dikhawatirkan akan makan gaji buta karena tidak mampu mengajar kata sumber.

Kepada pihak yang berkompeten hingga berita ini di publis belum ada yang berhasil dikonfirmasi.

MaggarisiSaiyye (Bersambung)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *