TAKALAR TOPIKTERKINI.ID, Padahal sebelum jadi kepala desa kata sumber Topikterkini.id, Jumain Daeng Ngewa selamanya tampil bisa jadi panutan, menampakkan diri ramah bergaul dengan siapa saja, bertutur kata yang sopan dan santun.
Tetapi setelah menjadi orang nomor 1 di desa parasangang beru kecamatan galesong kabupaten takalar sulawesi selatan, perilakunya ya ampun berubah menjadi sama seperti orang sudah lupa diri sampai langit paling atas, kata sumber.
Oleh karena itu sumber Topikterkini.id menilai Jumain Daeng Ngewa tidak pantas jadi kepala desa karena namanya kepala desa ia adalah pemerintah yang wajib memberikan pelayanan yang baik dan benar, kalau terjadi sesuatu hal yang dianggap tidak baik dan masih batas ambang toleransi, kepala desa harusnya bertindak sebagai mediator, jangan jistru memposisikan diri sama seperti preman berkoar, kalau pemerintah tidak mau mengalah, kata sumber kasihan masyarakat.
Dan kalau kepala desa menganggap dirinya sebagai penguasa, hendaknya pj bupati mengbil langkah antisipai di evaluasi saja.
Kata-kata diatas bukan sebatas kata tanpa fakta tetapi survei bisa dibuktikan, sebagai contoh kongkrit misalnya seperti diberitakan sebelumnya, kepada warganya Syarifuddin Dg Sila yang sebatas membongkar batu kali dipinggir jalan karena pekarangan rumahnya tidak memungkinkan truk masuk membokar batu kali itu yang harusnya diperlakukan sebagai anak sendiri dibina kalau ia salah, bukan justru dibontak apalagi bertepuk dada depannya karema tujuan undang-undang itu membentuk kepala desa adalah melakukan salahsatu tugas pembinaan.
Tetapi karena sudah sama seperti manusia lupa diri sehingga yang dilakukan kepala desa adalah melaporkan warganya kepada polisi dengan tuduhan menutup jalan, sontak polisi datang sebagai upaya antisipasi pengguna jalan berontak marah-marah hingga terjadi bentrok horisontal.
Namun setelah bersama beberapa orang seragam cokelat mendatangi Syarifuddin Dg.Sila ternyata hanya geleng kepala melihat laporan kepala desa berbanding terbalik antara langit dengan bumi hingga polisi hanya menyaksikan kepala desa berkoar bertepuk dada seakan menunjukkan dirinya sama seperti penguasa tidak ada yang berani melawan
Sumber lain mengatakan bahwa hari itu oknum kepala desa, Jumain Daeng Ngewa berkoar bertepuk dada seakan berbangga diri seperti mengandalkan dirinya sebagai penguasa di desa itu.
Padahal kata sumber sorang kepala desa sebagai pelayan, pengayom dan pelindung masyarakat hari itu harusnya hanya sebatas mendatangi lokasi pembongkaran batu untuk ngecek kebenarannya, betul tidak jalan ditutup atau hanya sebatas membongkar batu kali untuk sementara karena pekarangan rumahnya sempit tidak memungkinkan truk masuk membongkar batu kali itu.
Namun karena Syarifuddin tidak bermaksud buruk menyusahkan pengguna jalan kecuali kemudian memindahkan batu miliknya kepekarangan rumahnya sehingga seragam cokelat juga hanya sekedar datang memenuhi laporan kepala dasa tanpa bertindak sebagai penegak hukum kecuali menyaksikan kepala desa bertepuk dada dihadapan warganya sendiri.

Ya ampun kata warga saat itu bahkan ketika kepala desa berkoar bertepuk dada dari rekaman video terdengar suara perempuan mengingatkan kepala desa berbunyi, pelan-pelanmaki pak desa.
Akibatnya pendukungnya saja pada saat pemilihan kepala desa, sudah banyak yang tidak simpatik lagi saat ini melihat gaya dan penampilan tidak sama seperti kepala desa atau boleh dibilang hanya sama seperti orang lupa diri.
Dahulu kata sumber, Jumain Daeng Ngewa selalu tampil sederhana, sebagai warga negara indonesia sehingga saat pemilihan kepala desa serentak di takalar tahun 2022, lebih banyak masyarakat desa parasangan beru yang memilih dia sehingga berhasil mengalahkan incumbent Burhanuddin Daeng Miala.
Setiap kali pelaksanaan pemerintahan didesa parssangang beru disorot masyatakat kemudian ingin dimediakan, setiap kali juga dikonfirmasi via whatsApp tetapi hanya berita awal 19/8 yang dijawab, sesudah itu sampai kini 11/9 kepala desa tidak pernah lagi mau menjawab sehingga pantas saja kalau dinilai sudah sama seperti orang lupa diri.
MaggarisiSaiyye, (bersambung)