TAKALAR TOPIKTERKINI.ID, Persoalannya sepanjang jalan yang dilalui truk mengakut tambang, baik rute komara gowa makassar lebih-lebih jalan desa semuanya menebarkan debuh sehingga wajar saja kalau warga resah.
Betapa tidak, debuh memungkinkan meninbulkan penyakit terlebih bagi pengguna jalan yang tidak menggunakan masker.
Dampak buruk yang ditimbulkan kata sumber juga merusak jalanan, sementara anggaran yang dibutuhkan untuk pemeliharaan jauh tidak seimbang.
Artinya lebih besar mudaratnya ketimbang manfaatnya.
Betapa tidak pengelolah tambang kata sumber tidak bayar izin-izin yang dipersyaratkan peraturan perundang-undangan yang berlaku yang merupakan pendapatan asli daerah tetang pengelolaan tambang sehingga semakin besar kerugian yang ditimbulkan.
Jika betul aktivitas itu tidak berizin harusnya pihak-berkompeten mengambil langkah antisipasi sehingga tidak semakin besar kerugian pemerintah dan masyarakat.
Sumber Topikterkini.id menyebut bahwa aktivitas penambangan batu gunung dan tanah timbunan tersebut didusun malolo sudah berlangsung lama sehingga mudaratnya berupa kerusakan jalanan sudah terlihat dimana-mana.
Belum lagi suara bising yang dikeluarkan alat berat miliknya mengganggu ketenangan warga ditempatnya masing-masing.
Bukan hanya itu mudaratnya tetapi juga polusi udara sangat mengganggu masyarakat setempat.
Selain di malolo desa komara merusak jalanan juga dilantang dengan aktivitas yang sama.

Hingga berita ini dipublis, pengusaha tambang (DG.NYE’RE) belum berhasil dikonfirmasi.
Maggarisi-Saiyye