TAKALAR TOPIKTERKINI.ID,
Tidak peduli dengan kerusakan lingnkungan demi mengisi kantong.
Seperti itulah kalimat yang pantas untuk penambang galian golongan C di kampung borongbaru dusun bontokanang desa parasangang beru kecamatan galesong kabupaten takalar sulawesi selatan.
Persoalannya lokasi penambangannya pas pinggiran kampung sehingga rawan menimbulkan kerusakan.
Tetapi kepala desa, Jumain Daeng Ngewa yang seharunya melakukan antisipasi untuk keselamatan warganya justru memilih diam dan disebut-sebut sebagai biang dari penambangan yang diduga liar itu.
Sumber Topikterkini.id menduga bahwa kepala desa parasangang beru diam melihat penambangan tersebut, bukan asal diam, melainkan karena diduga kebagian Fee Rp15rb per res.
Bisa dibayangkan kata sumber kalau selama penambangan beroperasi sedikitnya kendaraan sampai 100 res per hari, kali sepuluh hari saja lumayan besarnya terlebih kalau sampai bulanan, kemungkinan penderitaan warga bukan urusan yang penting bisa menguntungkan pribadi, kata sumber Topikterkini.id.
Sumber lain mengatakan bahwa walau Daeng Lira warga kampung lepa-lepa kecamatan bajeng barat gowa sebagai penambang lengkap dengan izin tetapi berpeluang merusak pemukiman warga, harusnya kepala desa memberikan perlindungan dari bahaya kerusakan pemukimannya, namanya kepala desa wajib menjaga masyarakat dari segala bentuk gangguan yang bisa melukai hati rakyat.
Jangan sampai lebih memilih yang bisa menguntungkan diri pribadi diatas penderitaan rakyat, seperti orang lazim bilang menari-nari diatas penderitaan rakyat, kata sumber lagi.
Kepala desa parasangang beru, Jumain Daeng Ngewa yang dikonfirmasi via whatsAppnya 20/8 menjawab seperti dibawah ini ;
Tabe Daeng semua apa yg di sampaikan itu tidak benar apalagi yg menyangkut tentang LSM dan wartawan Demi Allah saya tidak pernah menyampaikan kata kata untuk MENJATUHKAN LSM dan wartawan
Dan saya selaku Kepala Desa tidak pernah memberi izin
Saya sudah sampaikan sama Kanit Res Polsek Galesong Daeng. Maksudnya? Tanya sumber.
(bersambung)
MaggarisiSaiyye
