TAKALAR CB–Pengadaan Baju Kegiatan Porseni yang akan dipakai oleh para peserta penggembira/depile porseni PGRI yakni rekan guru dan para Kepsek asal Kab. Takalar pada kecewa, karena selain pakaian itu terlambat datang, juga harganya dinilai kemurahan tidak sesuai dengan pesanan.
Karena pakaian Porseni terlambat datang dibagikan mengakibatkan peserta asal Kab. Takalar banyak yang tidak ikut barisan pada pembukaan Porseni yang dilaksanakan di Kab. Soppeng pada tanggal 22/7/2023 belum lama ini.
Dari rekan Kepala Sekolah tingkat SD menyebutkan, bahwa terkait pengadaan baju yang akan dipakai sebagai penggembira atau dipake pada pembukaan Porseni PGRI tingkat Provinsi sulawesi selatan yang dilaksanakan di Kab.Soppeng, tidak sesuai dengan pesanan dan anggaran yang disetor Rp. 350.000., selain itu baju pesanan tersebut terlambat tidak tepat waktu nanti pada hari pelaksanaan acara baru datang sehingga banyak yang tidak ikut barisan dalam Pembukaan Porseni PGRI.
Lanjut Sumber mengungkapkan, bahwa para rekan Kepala sekolah dan rekan guru bantu yang ikut dalam kegiatan por PGRI dipungut biaya Rp, 350.000,- perorang untuk pembelian pakaian seragam jenis baju kaos, Celana terening, jaket, beserta topi, namun pakain yang dibelinya tersebut tidak sesuai dengan pesanan dan ukuranya pakain yang dibagikannya hanya baju kaos, celana terening, dan topi jaket tidak ada sehingga semua kepala sekolah yang hadir di kegiatan sangat kecewa dan kesal merasa dirugikan karena uang yang disetor 350.000 tidak sesuai dengan harga pakain yang dipesanya.
Selain itu juga bahan kainya dinilainya harga murahan yang ditaksir harga dari 3 aitem Pakaian tersebut Paling tinggi seharga 150.000 saja sudah termasuk ongkos sablonnya.
Seharusnya kata Sumber, yang menangani pengadaan Pakaian adalah dari pihak pengurus PGRI bukan dari pihak Dinas Pendidikan yang mengambil alih kewenangan pihak pengurus PGRI dengan pembelian Pakaian, karena kegiatan ini adalah kegiatan PGRI.
Sekaitan dengan itu, Kepala Bidang Pendidikan Dasar, Rahmadi yang ditemui di ruang kerjanya 27/7/2023 mengakui adanya permasalahan mengenai pengadaan pakaian porseni PGRI yang ditanganinya.
Dikatakanya, bahwa keterlambatan kedatangan pesanan pakain yang tidak tepat waktu itu, karena ada beberapa paktor seperti perubahan desain salon baju yang beberapa kali berubah terus 172 orang peserta atlet yang ikut dalam kegiatan por PGRI menjadi persolan karena anggaran pembelian Pakaian atlet sebesar 60 jutaan yang musti ditanggung dari dana iyuran PGRI namun hanya 20 juta saja yang ditanggulangi dari dana iyuran PGRI sementara kekurangannya sebesar 40 juta tidak ditau dimana diambilkan olehnya itu pesanan pakain yang dipesan di perusahaan terlambat datang karena persoalan dana pembelian pakaian tidak cukup.
Disamping itu pengiriman barang di kargo bendara bermasalah sebanyak 6 karum pakaian ditahan hanya 4 karum pakaian saja di dapat di bawa kesoppeng.
Lanjut Rahmadi mengatakan bahwa pengadaan pakaian por PGRI yang ditanganinya mengalami kerugian karena sampai saat ini belum lunas dibayarkan di perusahaan jelasnya.
Terkait dengan kualitas bahan kain pakaian itu sudah sesuai harga beserta dengan harga sablonnya.
Mengenai dengan pesanan jaketnya sudah ada namun belum dibagikan nanti dibagikan ucap Rahmadi.
Sementara Sekretaris PGRI Kab.Takalar H. Abd Rauf yang ditemui di ruang kerjanya 27/7/2023 membenarkan adanya permasalahan dalam pengadaan pakaian por PGRI yang ditangani pihak Dinas Pendidikan Takalar, diketahuinya Pakaian tersebut terlambat datang dibagikan sehingga banyak rekan Kepala sekolah yang tidak hadir mengikuti kegiatan Pembukaan Porseni PGRI sehingga mempermalukan Kab. Takalar karena yang ikut barisan tidak seramai dengan peserta penggembira kabupaten lain.
Hamzar Siriwa