Gowa  

Bantuan UPPO Kementan Untuk Petani Gowa, Nyaris Semua Sudah Hilang

GOWA TOPIKTERKINI.ID,
Sebagai upaya pemerintah untuk mendukung petani dalam menyediakan pupuk organik secara mandiri.

Kementerian pertanian (Kementan) selama ini banyak memberikan bantuan unit pengolah pupuk organik (UPPO) ke daerah untuk seluruh indonesia.

Dengan bantuan UPPO tersebut diharapkan petani dapat memproduksi usaha pertaniannya lebih besar dari penggunaan pupuk organik untuk lebih kepada memperbaiki kehidupannya sehari-hari.

Seperti misalnya di kecamatan bontonompo kabupaten gowa sulawesi selatan tahun 2020 kebagian bantuan kementerian pertanian berupa sapi 1000 ekor dibagi kepada 5 kelompok tani, di 3 desa dan 2 kelurahan masing-masing 200 ekor, yakni ; (1).Kelompok tani jiluero desa bontolangkasa, (2). kelompok tani alerang 1, desa bontolangkasa selatan,
(3).kelompok tani cipta wahana desa bategululung, (4).kel.tani ballaparang kelurahan kalaserena dan (5).kelompok tani balumbungang kelurahan tamallayang.

Namun harapan pemerintah kata sumber topikterkini.id, justru jauh panggang dari api, kemungkinan sapi-sapinya sudah terbakar api diluar sana sehingga saat ini dari 5 kelompok tani, tinggal kandangnya masing-masing yang tersisah.

Betapa sucinya nawaetu pemerintah via kementan untuk peningkatan sumber nafkah para petani.
Tetapi ternyata tidak bisa diamalkan dengan baik dan benar oleh penerima manfaat, melainkan diduga disalahgunakan.

Sehingga jika bantuan pemerintah dirupiahkan bisa mencapai angka Rp25M belum termasuk kandangnya sehingga terlampau besar uang negara diduga hanya dinikmati orang-orang tertentu saja.

Alasannya dari informasi beredar saat sapi tiba di bontonompo gowa, harga per ekornya Rp25jt.

Terlebih jika hitungan gabung sama dengan desa salajangki kecamatan bontonompo selatan juga kabupaten gowa, jumlah rupiahnya diatas Rp25M uang negara raib.

Karena sumber topikterkini.id menyebut sama dengan dikecamatan bontonompo juga tinggal kandangnya yang terpampang, sedangkan sapinya sama sudah hilang bak ditelan bumi.

Namun saat liaison officer (LO) desa salajangki, Alamsyah Pato dikonfirmasi via ponselnya
12/01-2023 membantah seraya mengatakan sapi dimaksud katanya masih ada.
Kalau yang sudah tidak ada lagi sekarang, bukan disalahgunakan, tetapi mati akibat serangan penyakit.

Ketika ditanya bisa dibuktikan matinya, Alamsyah mengatakan siap ada keterangannya dari pihak peternakan. Akan dicek kebenarannya kemudian.
(bersambung).

(Red)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *